Rabu, 17 Desember 2008

Peran Media Luar Biasa Terhadap Anak-anak

Sejauh mana pendidikan mempengaruhi serta menggerakkan hati dan jiwa anak?. Sekedar cerdas secara kognitif tidak banyak berpengaruh bagi jiwanya
David McClelland atas biaya CIA –lembaga inteligen Amerika— melakukan penelitian untuk mengetahui semangat kewirausahaan masyarakat berbagai bangsa. McClelland kemudian menyimpulkan bahwa semangat wirausaha sangat dipengaruhi oleh kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement). Darimana kebutuhan untuk ber­prestasi ini sangat mempengaruhi jiwa mereka? McClelland menunjuk pada cerita anak.
Meskipun pendidikan di perguruan tinggi turut berpengaruh pada sikap dan terutama wawasan seseorang, tetapi pengaruh paling kuat yang membekas pada kepribadian adalah masa kecil.
Dan cerita anak –termasuk film yang mereka lihat—sangat menentukan besar kekuatan kebutuhan jiwa. Anak yang sudah kokoh jiwanya ketika memasuki masa remaja, insya-Allah mereka tidak mudah terpengaruh –apalagi guncang—oleh hal-hal baru yang ada di sekelilingnya.
Menjadi remaja tidak dengan sendirinya berarti mengalami kebingungan jatidiri sehingga mereka sibuk mencari identitas –yang kemudian dijadikan sebagai pembenaran untuk melakukan apa saja yang tidak benar. Ada remaja-remaja yang tidak mengalami keguncangan. Mereka telah menemukan jatidiri sebelum memasuki masa remaja. Inilah yang disebut sebagai identity foreclosure.
Pertanyaan kita adalah, mengapa ada yang harus guncang dan kehilangan pegangan sehingga pelajaran agama yang mereka terima semenjak kecil seakan tak berbekas, sementara pada saat yang sama remaja lain tidak mengalami kebingungan identitas?
Penyebab yang sangat menentukan adalah pendidikan yang mereka terima di masa sebelumnya; sejauh mana mempengaruhi serta menggerakkan hati dan jiwa mereka. Sekedar cerdas secara kognitif atas nilai-nilai tauhid, tidak banyak berpengaruh bagi jiwa. Banyaknya pengetahuan tidak terlalu menentukan apa yang menjadi penggerak utama manusia untuk hidup –McClelland kemudian menganggapnya sebagai kebutuhan (need).
Seperti dokter penyakit dalam, sekedar pengetahuan yang mendalam tentang bahaya merokok, tidak cukup untuk membuat mereka berhenti merokok. Itu sebabnya perusahaan rokok dengan senang hati mencantum peringatan pemerintah tentang bahaya merokok di iklan-iklan mereka.
Nah, salah satu cara yang efektif mempengaruhi jiwa anak adalah cerita. Semakin kuat sebuah cerita, semakin besar pengaruh yang menggerakkan jiwa anak. Demikian pula semakin dini mereka membaca cerita-cerita berpengaruh tersebut, semakin kuat bekasnya pada jiwa. Kuatnya pengaruh ini akan lebih besar lagi jika anak-anak itu meng­ungkapkan kembali cerita dan kesan yang ia tangkap melalui tulisan. ‘Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”
Wallahu'alam Bissowab

Tidak ada komentar: